Banjarmasin (20/2) – Indonesia adalah negara plural dengan kemajemukan, SARA sebuah fakta dan sunnatullah karena itu setiap langkah dalam konteks kebangsaan harus mempertimbangkan kondisi kemajemukan ini.
“Kita memiliki Pancasila yang memberi ruang serta menghargai kemajemukan, Pancasila dapat menjadi “titik-temu”, command platform bagi semua pihak” ucap Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Kalimantan Selatan, Ilham Masykuri Hamdie pada Webinar Pra Muswil DPW LDII Kalimantan Selatan, Sabtu (19/2).
Tantangan besar dalam kehidupan masa kini adalah bagaimana seorang beragama dapat mendefinisikan dirinya di tengah agama-agama lain.
“Atau bagaimana seorang beragama dapat berperan aktif- positif dalam konteks agama-agama” ucapnya lagi.
Sesuai dengan Undang Undang pemeliharaan kerukunan beragama menjadi tanggung jawab bersama umat beragama, pemerintah daerah dan pemerintah.
Tugas pemeliharaan kerukunan umat beragama FKUB Kalsel outputnya terwujudnya masyarakat Kalimantan Selatan yang rukun, religius dan berperadaban tinggi.
Ketua FKUB Kalsel juga memaparkan 14 program strategisnya tahun 2021 – 2026 pada webinar yang diikuti pengurus DPW LDII Provinsi Kalsel dan seluruh pengurus DPD LDII Kabupaten se Kalimantan Selatan.
Diantaranya Peningkatan peran FKUB dalam menginternalisasi dan menyebarkan nilai-nilai agama yang moderat, substantif, inklusif, dan toleran.
“Peningkatan frekuensi forum dialog antar tokoh agama yang mendiskusikan praktik moderasi antarumat beragama” papar Ilham.
FKUB juga melakukan kajian-kajian untuk peningkatan pemahaman tentang indikator dan potensi konflik-konflik sosial yang bersumber dari paham keagamaan.
Selain itu juga peningkatan peran dan kapasitas desa-desa binaan kerukunan dalam pengembangan dan praktek moderasi beragama.(rel)