Tanah Laut (20/4) – Tidak terasa bulan Ramadhan sudah memasuki 10 malam terakhir. Dimana setiap 10 malam terakhir bulan Ramadhan tampak pemandangan umat muslim berbondong-bondong melakukan i’tikaf di masjid untuk berburu lailatul qodar.
Lailatul qodar, adalah malam seribu bulan. Berlombala setiap muslim untuk mendapatkannya. Umumnya pada malam-malam ganjil menjadi prioritas para muslim melakukan i’tikaf.
Pada malam hari selepas sholat tarawih hingga menjelang sahur, suasana di setiap masjid menjadi semarak dengan aktivitas i’tikaf. Ada yang membaca doa lailatul qodar, membaca Alquran, zikir, maupun mengerjakan sholat sunnah.
Keutamaan lailatul qodar ini termaktub dalam Alquran:
“Malam kemuliaan (lailatul qadar) itu lebih baik dari seribu bulan.” (QS. 97: 3).
Berbagai upaya pun dilakukan oleh warga Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Kabupaten Tanah Laut (Tala) Kalimantan Selatan. Diantaranya mereka selama i’tikaf sambil membawa kopi hangat untuk mengurangi rasa kantuk yang kian menyerang.
Seperti yang dilakukan oleh salah seorang warga LDII Desa Gunung Melati, Muhammad Achyar, yang hampir setiap i’tikaf selalu membawa kopi panas hasil racikannya sendiri.
“Lumayan dapat mengurangi rasa kantuk. Ini kopi saya racik sendiri dengan alat penggiling kopi manual. Saya suka minum kopi yang tanpa gula. Aroma dan rasanya lebih alami”, ungkapnya.
Lain halnya yang dilakukan Abdul Salam, warga LDII Kelurahan Angsau ini justru membawa wedang jahe dalam gelas ukuran jumbo.
“Dengan minum wedang jahe, badan menjadi lebih hangat, sehingga lebih kuat melakukan i’tikaf”, sebut Salam.
Bahkan di sebuah desa yang cukup terpencil pun i’tikaf tetap dilakukan di sebuah masjid kecil dan sederhana. Hal ini dilakukan oleh Ali Sodiqin, warga LDII Desa Tebingsiring, sebuah desa yang terkenal sulit sinyal handphone ini. Dirinya setiap malam melakukan i’tikaf bersama jamaah yang lain. Meskipun seharian sibuk bekerja, namun Ali selalu menyempatkan diri melakukan i’tikaf.
“Sibuk bekerja di siang hari tidak menghalangi kita untuk melakukan i’tikaf. Justru ini adalah tantangan untuk kita berusaha mendapatkan lailatul qodar”, papar Ali.
Sementara itu pengurus masjid setempat pun selalu menyediakan berbagai snack bagi jamaah yang melakukan i’tikaf. (Kus)