Hulu Sungai Utara (9/6) – Menghadiri undangan Konferensi Wilayah (Konferwil) IX Nahdlatul Ulama (NU) Kalimantan Selatan (Kalsel) menjadi suatu kehormatan bagi LDII Kalsel sekaligus momen untuk belajar kepada ‘saudara tua’ karena menurut catatan sejarah NU lahir jauh sebelum LDII lahir, maka sewajarnya jika ‘adik’ belajar kepada sang ‘kakak’ yang tentunya lebih berpengalaman, terlebih jika dikaitkan dengan sejarah lahirnya Indonesia, nilai-nilai yang diajarkan para pendiri NU merupakan sentral bagi tumbuhnya semangat kebangsaan Indonesia, termasuk terbentuknya rumusan Pancasila sebagai ideologi bangsa.
“Ini tentunya menjadi momen berharga untuk lebih mendalami visi dan nilai NU serta mendapatkan gambaran dan pembelajaran tentang bagaimana NU mengelola organisasi sehingga bisa memperkaya wawasan berorganisasi” tutur Ketua DPW LDII Kalsel, H. Dedi Supriatna, S.Pd, MT usai menghadiri pembukaan Konferwil IX NU Kalsel di area Ponpes Rasyidiah Khalidiah (Rakha) Amuntai, Jum’at (9/6).
Menurut Dedi banyak hal yang bisa diadopsi LDII dari Konferwil NU yang kesembilan ini. LDII sebagai organisasi yang terbuka, selain terbuka dalam artian menjadi organisasi pembelajar, juga terbuka untuk siap bekerjasama dengan ormas lain dalam rangka untuk kejayaan umat.
“LDII dengan NU memiliki komitmen yang seiring sejalan tentang keumatan, kebangsaan maupun kemanusiaan. Berbicara tentang keumatan, ukhuwah Islamiyah merupakan fondasi yang harus terus dijaga dan dibangun untuk pembangunan umat secara keseluruhan. Berbicara tentang komitmen kebangsaan, NU tentu saja adalah pelopor. Rumusan Pancasila yang kita anut sebagai dasar negara kita tidak lepas dari buah pikiran para tokoh NU di era pergerakan sebelum kemerdekaan. Sejalan dengan itu, LDII sejak awal berdirinya selalu menjadikan Pancasila sebagai satu satunya asas sebagaimana tertuang dalam AD/ART organisasi LDII” tutur H. Dedi.
Konteks tentang kemanusiaan juga sama, imbuh H Dedi, seperti yang disampaikan dari PBNU pada pembukaan tadi komitmen tentang ukhuwah basyariah, persaudaraan atas dasar kemanusiaan juga sama.
“Disinilah peran penting untuk kita bisa saling mengisi dan bekerja sama” pungkasnya.
Pembukaan konferwil sendiri dihadiri langsung salah satu Ketua PBNU, KH Mukri, mewakili Ketua Umum PBNU KH Yahya C Tsaquf dan jua Ketua PWNU Kalsel, KH Abd Hasib Salim.
Ketua Pelaksana Konferwil IX PWNU Kalsel, Berry Nahdian Forqan, mengatakan, ada beberapa alasan sehingga pelaksanaan dipusatkan di Ponpes Rakha Amuntai.
“NU itukan basisnya pesantren, sehingga kami ingin mengembalikan tradisi utama, dimana pesantren itu adalah NU kecil dan NU itu sendiri pesantren besar, karena itu dilaksanakan di pesantren, dan salah satu pesantren besar adalah Rakha,” katanya. (na)