Tanah Laut (24/9) – Tiga guru Pondok Pesantren Pelajaran dan Mahasiswa (PPPM) Sabilur Rosyidin Al Manshurin Kabupaten Tanah Laut, yakni Ahmad Sarifuddin Hidayatullah, Deva Febriansyah, dan Moh Julianto Nur Rizky, mengikuti Diklat Standarisasi Guru Al-Qur’an Metode Tilawati Level 1. Ponpes yang berada di bawah naungan Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Tanah Laut ini turut berpartisipasi dalam kegiatan yang digelar di Gedung Serbaguna UIN Antasari Banjarmasin Kampus 2, Banjarbaru, pada Sabtu (20/9/2025).
Kegiatan pelatihan ini diikuti oleh sebanyak 200 peserta dari berbagai daerah di Kalimantan Selatan, dan berlangsung selama dua hari, 20–21 September 2025.
Turut hadir membuka acara, Anggota Komisi VIII DPR RI Fraksi PAN, H. Sudian Noor. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya percepatan pelaksanaan program pemerintah di bidang pendidikan keagamaan. Menurutnya, Presiden telah memberikan arahan khusus agar anggaran dapat diserap optimal, bahkan menugaskan Menteri Keuangan untuk mengawal langsung penyerapan di tiap kementerian.
“Kemarin kita ada pemberitahuan dari pusat, kegiatan kita harus segera dilaksanakan. Karena Presiden mengutus Menteri Keuangan untuk turun mendatangi kementerian yang dana-nya tidak diserap, akan ditarik oleh pusat, dan dipindahkan ke kementerian lain,” ujar Sudian Noor.
Meski demikian, ia juga menyoroti masih adanya kendala di daerah terkait penyaluran anggaran yang sering tidak turun secara penuh, sehingga mempersulit penyusunan program pendidikan keagamaan.
Selain itu, mantan Bupati Tanah Bumbu tersebut juga menggagas pentingnya persatuan para guru mengaji di Indonesia. Ia menilai hingga saat ini belum ada wadah nasional yang menyatukan seluruh guru Al-Qur’an dari berbagai metode.
“Saya ingin guru-guru mengaji dari metode manapun untuk bersatu. Ambil contoh PGRI untuk guru, IDI untuk dokter. Saat ini baru ada forum-forum kecil di beberapa daerah, belum menyeluruh. Harapannya ke depan ada Persatuan Guru Mengaji Republik Indonesia,” jelasnya.
Sementara itu, salah satu peserta dari PPPM Sabilur Rosyidin Al Manshurin, Ahmad Sarifuddin Hidayatullah, mengungkapkan kesan positifnya selama mengikuti diklat.
“Alhamdulillah, kami sangat bersyukur bisa mendapat kesempatan ikut diklat ini. Banyak ilmu baru yang kami dapat, khususnya terkait teknik mengajar Al-Qur’an dengan Metode Tilawati yang lebih terstandar. Harapannya, setelah pulang kami bisa langsung mempraktikkan dan menularkan ilmu ini kepada santri di pondok, sehingga kualitas bacaan dan pemahaman mereka terhadap Al-Qur’an semakin baik,” ujarnya.
Dengan adanya diklat ini, diharapkan para guru Al-Qur’an dapat semakin terstandarisasi dalam metode pengajaran, khususnya melalui Metode Tilawati, sehingga kualitas pendidikan keagamaan di Kalimantan Selatan semakin meningkat. (Kus)
