Tanah Laut (14/12). Usaha peternakan khususnya ruminansia (kambing dan sapi) masih memiliki prospek besar dilakukan oleh masyarakat di perdesaan. Hal ini karena di desa sumber pakan ternak cukup melimpah. Namun demikian, seiring dengan perkembangan zaman dan semakin menyempitnya tanah lapang, maka perlu inovasi dalam penyediaan pakan ternak.
Umumnya para peternak di perdesaan mencari pakan dengan cara mengarit rumput liar setiap hari. Kendalanya tentu jika turun hujan tiap hari. Atau ketika musim kemarau panjang sehingga rumput liar pun sulit diperoleh.
“Guna mengatasi hal tersebut, maka peternak perlu memiliki keterampilan membuat pakan fermentasi berbahan baku hijauan lokal dan limbah bungkil kelapa sawit”, papar Anton Kuswoyo, kepada para peternak di Desa Martadah Baru (13/12).
“Keunggulan pakan fermentasi adalah bisa disimpan dalam waktu lama, bahkan sampai satu tahun. Selain dapat disimpan dalam waktu lama sehingga peternak tidak perlu cari rumput tiap hari, nilai nutrisi pakan fermentasi dapat ditingkatkan dengan cara menambahkan bahan lainnya seperti bungkil inti sawit dan tanaman indigofera”, ungkap Anton.
“Apalagi di Tala banyak pabrik kelapa sawit yang menghasilkan limbah berupa bungkil inti sawit, menjadi nilai plus tersendiri jika dimanfaatkan untuk campuran pakan ternak. Bungkil inti sawit ini mengandung protein kasar: 14,6–20,03, lemak kasar: 7,17–10,5%, serat kasar: 12–21,75%, kalsium (Ca): 0,25–0,64%, fosfor (P): 0,45–0,52%, dan energi metabolis: 2682 Kkal/kg. Kandungan nutrisi tersebut sangat cocok untuk pakan ternak ruminansia”, lanjut Anton.
Anton Kuswoyo yang juga merupakan Ketua LDII Tala memaparkan bahwa jika peternak dapat memproduksi pakan ternak sendiri, maka beternak kambing dan sapi jadi lebih mudah dan untung. Mudah karena tidak perlu repot cari rumput setiap hari. Peternak bisa menyetok pakan untuk jangka waktu tertentu. Untung karena nilai nutrisi pakan fermentasi lebih baik daripada rumput liar, sehingga hewan ternak jadi lebih gemuk dan sehat.
Puluhan peternak pun sangat antusias mengikuti pelatihan pembuatan pakan ternak fermentasi. Kegiatan pelatihan tersebut diadakan oleh Kepala Desa (Kades) Martadah Baru Kecamatan Tambangulang Kabupaten Tanah Laut (Tala) Kalimantan Selatan.
Kades Martadah Baru, Slamet Prayitno, mengungkapkan jika setelah pelatihan para peternak berminat membuat pakan fermentasi secara mandiri, dirinya akan mengusahakan bantuan mesin chopper untuk warga desanya.
“Kami nanti akan bekerjasama dengan anggota dewan Kabupaten Tala untuk mengusahakan bantuan mesin chopper kepada peternak Desa Martadah Baru. Yang penting bapak-bapak benar-benar mau memproduksi pakan fermentasi hasil pelatihan ini”, ungkap Slamet Prayitno kepada peserta pelatihan.
“Kami pemerintah Desa Martadah Baru berkomitmen menjadikan peternak di desa ini lebih maju dan sejahtera”, tutup Slamet.
Yoga, salah satu peserta pelatihan sangat senang mengikuti pelatihan ini. “Alhamdulillah, kami mendapat pengetahuan baru tentang cara membuat pakan fermentasi. Kami juga baru tahu bahwa bungkil inti sawit ternyata sangat bagus untuk campuran pakan ternak”, ungkapnya bersemangat. Dirinya yang saat ini memiliki belasan ekor kambing, akan segera mempraktekkan membuat pakan fermentasi untuk hewan ternaknya. (Kus)