Banjarmasin (28/9) – Puluhan pesilat terbaik dari berbagai cabang Persinas ASAD se-Kota Banjarmasin unjuk kebolehan dalam Pasanggiri yang digelar di Sungai Lulut. Ajang tahunan ini tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga batu loncatan penting untuk mencetak atlet yang siap bersaing di tingkat yang lebih tinggi.
Ketua Pengurus Kota (Pengkot) Persinas ASAD Banjarmasin, Sugiman S.E., menambahkan bahwa pencak silat harus dilihat sebagai sarana pembelajaran yang utuh, bukan sekadar ajang unjuk kekuatan.
“Belajar silat bukan untuk berkelahi atau disombongkan. Seorang pesilat sejati harus memiliki rasa hormat kepada orang lain, terutama yang lebih tua, serta selalu menjunjung tinggi budi pekerti luhur,” kata Sugiman.
Ia juga menekankan pentingnya sportivitas dalam setiap kompetisi. “Menang atau kalah bukan tujuan utama. Yang lebih penting adalah bagaimana kalian bisa menghormati keputusan wasit dan juri. Ini adalah bagian dari pembelajaran karakter, di mana kejujuran dan sikap sportif lebih utama dibanding sekadar meraih juara,” tambahnya.
Ketua Panitia, Riki Dwi Cahya, menegaskan bahwa ajang tahunan ini jauh lebih dari sekadar kompetisi. “Jangan hanya mengejar kemenangan, tapi jadilah pesilat yang bermental kuat dan menjunjung nilai-nilai luhur. Kegiatan ini diharapkan dapat membentuk pribadi yang berdisiplin, pantang menyerah, dan memiliki sikap menghormati orang lain,” ujarnya.
Untuk memastikan kaderisasi yang berkelanjutan, pasanggiri kali ini tidak hanya fokus pada usia muda. Kategori yang dilombakan, mulai dari remaja, dewasa, pembina, hingga kategori istimewa, menunjukkan strategi jangka panjang dalam membina seluruh lapisan anggota. Dengan demikian, regenerasi dan peningkatan kualitas dapat berjalan secara simultan.
Melalui kompetisi yang mengutamakan sportivitas dan penghormatan pada lawan ini, diharapkan lahir bibit-bibit pesilat tangguh yang tidak hanya kuat secara fisik dan teknik, tetapi juga memiliki mental juara yang sesungguhnya. (Lines Banjarmasin)