Tapin (14/9) – Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Kabupaten Tapin kembali menunjukkan komitmennya dalam mencetak generasi muda yang mandiri dan berdaya melalui program pelatihan praktis.
Kali ini, puluhan generasi muda (generus) dibekali dengan keterampilan dasar di bidang pertanian, meliputi pengolahan pupuk kompos serta teknik menanam dengan stek dan cangkok.
Kegiatan yang berlangsung pada Sabtu (13/09) mulai pukul 08.00 hingga 12.20 WITA itu dihadiri dengan antusias oleh para peserta. Mereka tidak hanya mendapatkan teori tetapi juga terjun langsung mempraktikkan setiap ilmu yang diajarkan.
Sebagai narasumber, DPD LDII Tapin menghadirkan ahli dari Dinas Pertanian Provinsi Kalimantan Selatan, Jajang Apip Wahidin. Dengan penuh semangat, ia memandu para peserta melalui setiap tahapan, mulai dari memilih bahan baku kompos yang tepat, proses fermentasi, hingga teknik menyetek dan mencangkok tanaman yang benar untuk memperbanyak tanaman dengan kualitas unggul.
Dalam paparannya, Jajang menekankan bahwa penguasaan ilmu pertanian adalah pondasi penting untuk kemandirian. “Ilmu yang dipelajari hari ini bukan hanya teori. Ini adalah bekal nyata yang bisa langsung diterapkan, bahkan di pekarangan rumah sendiri. Tujuannya agar generasi muda tidak hanya menjadi konsumen, tetapi bisa menjadi produsen yang mandiri,” ujarnya.
“Kami berharap generus LDII di Kabupaten Tapin dapat meneruskan dan mengembangkan potensi pertanian yang sangat besar ini. Tidak terbatas pada pertanian saja, tetapi juga pada bidang-bidang life skill lainnya. Kegiatan ini adalah langkah awal yang konkret untuk mewujudkan generasi yang mandiri, kreatif, dan berdaya saing,” tambah Jajang.
Suasana pelatihan berlangsung interaktif dan lancar. Para peserta dengan cermat mengikuti setiap demonstrasi dan tidak sungkan untuk bertanya ketika menemui kendala dalam praktik. Semangat kebersamaan dan keinginan untuk belajar terlihat jelas.
Melalui program ini, LDII Kabupaten Tapin berkomitmen untuk terus mendorong generasi mudanya agar tidak hanya terampil secara spiritual, tetapi juga secara praktis.
Dengan bekal keterampilan seperti ini, mereka diharapkan dapat menjadi agen perubahan yang mampu mengembangkan potensi lokal daerahnya, membuka lapangan kerja, dan pada akhirnya berkontribusi positif bagi kemajuan bangsa. (Lines Tapin)




