Jakarta (2/1). Ekonomi dalam negeri belum sepenuhnya bangkit karena persoalan global. Sementara, di dalam negeri akan lahir kepemimpinan baru yang dalam proses kelahirannya bisa saja terjadi goncangan-goncangan.
Hal tersebut diungkapkan Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso, dalam siaran persnya mengenai 2024, “Terdapat dua tantangan serius yang dihadapi pemerintah dan rakyat Indonesia. Pertama, konflik global yang menyeret kekuatan besar dunia di Timur Tengah dan Eropa Timur, berimbas pada ekonomi dunia,” ujar KH Chriswanto.
Kedua, pemilihan presiden dan legislatif pada 2024 ini, memang lebih tenang dibanding 2014 dan 2019 lalu. Aparat keamanan sigap dalam memantau media sosial yang kerap menjadi pencetus kegaduhan nasional. Di sisi lain, para kandidat presiden dan elit politik benar-benar menjaga persatuan dan kesatuan, “Meskipun debat capres memunculkan kontroversi ataupun saling ngotot mempertahankan pendapat di media massa dan sosial, namun masih dalam tahap wajar,” paparnya.
Menurutnya, Pemilu 2024 telah memunculkan kesadaran politik bagi para elit politik untuk tidak menggunakan politisasi identitas, baik kelompok-kelompok agama maupun nasionalis. Untuk itu, ia mendorong pemerintah dan masyarakat untuk menahan diri dan berhati-hati.
Pasalnya, dua sikap itu memungkinkan masyarakat di tingkat bawah, menengah dan atas, maupun pemerintah bisa mewaspadai gejolak yang bisa saja muncul, “Perang di wilayah Israel membuat sumbatan di Laut Merah, karena ancaman dari Yaman yang bakal menenggelamkan atau menahan kapal-kapal dagang yang berkaitan dengan Israel,” ujar alumni Newcastle University itu.
Akibatnya, para pelaut memilih rute menghindari Terusan Suez memutari Afrika. Hal tersebut mengakibatkan biaya kargo meningkat yang berimbas pada inflasi. Padahal, menurutnya, harga pangan dunia berbasis gandum telah mengalami kenaikan akibat Perang Rusia dan Ukraina, “Efek perang itu juga mengakibatkan harga minyak atau energi dunia fluktuatif,” imbuh dia. Bahkan, harga pupuk global juga naik, yang juga berakibat pada harga pupuk nasional yang masih impor.
Suasana ekonomi dan politik mengharuskan masyarakat agar menahan diri untuk tidak konsumtif dan berhati-hati dengan kondisi keuangannya, “Ketidakpastian harus disikapi dengan kehati-hatian. Kita telah belajar banyak dari Pandemi Covid-19 di mana ekonomi sampai tingkat bawah terhenti. Saat ekonomi mulai bangkit, energi dan pangan mengalami inflasi,” papar KH Chriswanto.
Kehati-hatian itu bisa dipraktikkan dengan sikap muzhid-mujhid, atau hidup yang efisien. Tidak konsumtif, tapi mengedepankan kerja keras dan hasilnya ditabung atau diinvetasikan kembali. Bila krisis ekonomi dunia dan puncaknya berpengaruh ke dalam negeri, masyarakat telah memiliki bekal yang cukup. Dengan demikian krisis tersebut bisa dilewati tanpa harus mengorbankan harta benda.
Sikap tersebut harus diajarkan kepada generasi muda. DPP LDII memandang generasi muda adalah aset bangsa, yang harus ditanamkan nilai-nilai agama dan budaya yang menjadikan mereka manusia berkarakter Indonesia yang pancasilais, “Akhir tahun 2023, DPP LDII menginstruksikan jajarannya di seluruh Indonesia untuk mengadakan pengajian akhir tahun,” ungkapnya.
Pengajian tersebut untuk menghindarkan generasi muda dari pengaruh negatif, yang kerap terjadi dalam perayaan akhir tahun, “Dalam pengajian itu, bukan hanya menghindarkan diri dari ekses negatif. Tapi membiasakan hidup efisien dengan tidak menghambur-hamburkan uang hanya untuk berpesta atau membakar kembang api. Kami arahkan energi dan biaya yang mereka miliki, untuk meningkatkan ibadah dan berdiskusi yang positif di majelis taklim, masjid dan pondok pesantren yang bernaung di bawah LDII,” pungkas KH Chriswanto. (rel)