Yogyakarta (30/11) – DPP LDII melansir Gerakan Menanam Pohon di Bumi Perkemahan Dewa Ruci, Yogyakarta, pada Minggu (28/11). Acara tersebut untuk menyambut Hari Menanam Pohon Indonesia.
Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso menyampaikan bahwa kegiatan penanaman pohon ini merupakan instruksi DPP LDII.
“Untuk se-Indonesia, khususnya saat ini dilaksanakan serempak secara bersamaan di DIY dan Riau,” ujarnya.
Ia berharap, filosofi yang terkandung dapat terus dipelihara dan dilanjutkan sampai benar-benar memberikan manfaat. “Pohon memberikan kehidupan dan penghidupan. Harus benar-benar berhasil,” ujarnya.
Terkait lingkungan hidup, Ia menceritakan bahwa LDII telah memulai kampanye menanam pohon atau Go Green, sejak tahun 2007 bekerja sama dengan MUI Jawa Timur. “Pohon produktif yang kita tanam, memiliki nilai ekonomi. Ditanam pada daerah binaan MUI, yang dilanjutkan setiap tahun, dan pada 2009 dilakukan pencanangan nasional di Makassar oleh DPP LDII,” urainya.
Program terus dilanjutkan, dan pada 2011, dilaksanakan pencanangan di Kendari, tidak hanya hutan di tanah kering, tetapi juga di pantai. “Istilahnya terkait dengan lingkungan bahari, daerah pantai di Kendari,” jelasnya.
Warga LDII di seluruh Indonesia tercatat sudah menanam 3,5 juta pohon, dengan tingkat kematian hanya 7 persen. “Sehingga masih terus terpelihara. Momen ini membangkitkan kembali, harus terus melakukan perawatan terhadap lingkungan hidup,” ujarnya.
LDII juga melakukan literasi kepada masyarakat tentang fiqih lingkungan. “Bersama Prof. Faisol Haq, Dekan UIN Sunan Ampel Surabaya dan Prof Sahid,” ujarnya.
Ia mengungkapkan kedua tokoh tersebut memilki jariyah, mengajarkan kepada masyarakat fiqih lingkungan. “Sehingga masyarakat merasa, dengan menjaga lingkungan merupakan ibadah, bukan hanya sekedar menanam,” ia menjelaskan.
Sehingga, selain untuk kehidupan dan penghidupan, bisa juga mendapatkan pahala. “Syukur sekali LDII DIY memotori dan mempelopori. Di Kalimantan Barat, LDII bekerjasama dengan Kodam, terus melakukan penjagaan lingkungan hidup. Mari kita jadikan momen ini bersemangat menjaga lingkungan,” harapnya.
Lingkungan hidup adalah tempat bernaung, sehingga ia mengungkapkan salah satu program prioritas LDII adalah tentang pangan dan lingkungan hidup.
“Mari terus menanam, sebagai jariyah kita, sebagai sumber kehidupan dan penghidupan bagi masyarakat,” ujarnya.
Dalam kondisi pandemi Covid-19, mencintai lingkungan yang diterapkan dalam sebuah kreativitas seperti ecoprint, merupakan strategi agar generasi muda tidak terlena dengan kesulitan.
“Memang kompetisi semakin berat, tapi jangan takut, peluang pun semakin besar, yang penting kreatif menciptakan manufacturing baru dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.
Dalam kesempatan ini, dilaksanakan penyerahan bibit secara simbolis kepada seluruh DPD LDII se-DIY, launching ecoprint oleh Kesbangpol DIY dan penanaman pohon filosofi kepel dan ditutup doa oleh Ketua Umum MUI DIY KH Thoha Abdurrahman.
Turut Hadir dalam kesempatan ini perwakilan dari Kesbangpol DIY, BPDASHL Serayu Opak Progo, Kwarda Gerakan Pramuka DIY, Pinsakoda SPN DIY, Camat dan Lurah setempat, beserta pengurus DPW LDII DIY dan anggota Sako SPN dengan total peserta mencapai 150 orang.
Penanaman Pohon Kepel yang Sarat Makna
Dalam kesempatan itu, Ketua DPW LDII Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Atus Syahbudin mengungkapkan bahwa pohon merupakan sumber kehidupan dan penghidupan.
“Lantaran pohon kita bisa tetap hidup. Sarana menghasilkan oksigen, air, dan udara yang sejuk, serta naungan yang nikmat,” ungkapnya.
Ia juga berujar, dari segi sumber penghidupan, dari pohon bisa meningkatkan taraf perekonomian. “Seperti kemandirian ecoprint yang bisa dijual, per lembar bisa 200 ribu rupiah,” jelasnya.
Ecoprint yang dihasilkan Omah Fatma yang turut dipamerkan dalam acara itu, mengaplikasikan daun dan bunga di atas kain untuk dijadikan motif. Teknik pengerjaan yang digunakan ecoprint, di antaranya yaitu pounding (pukul), steaming (kukus), dan boilling (rebus).
Dalam kesempatan itu, LDII melakukan penanaman pohon kepel dengan filosofi rukun dan kompak. “Menyatukan tekad bersatu dalam dakwah bil haal, dengan penanaman pohon ataupun dakwah yang lainnya,” ungkap Atus.
Sementara itu, Kepala Biro Bina Mental Spiritual DIY Djarot Margiantoro mengungkapkan, penanaman pohon filosofi merupakan bagian peradaban yang membanggakan. Peristiwa ini merupakan wujud kesadaran dan kepedulian masyarakat, mengenai nilai penting upaya pemulihan sumber daya hutan melalui penanaman pohon.
“Yang ditanam hari ini, merupakan pohon yang menyimpan nilai filosofis, ekonomis dan estetis, serta mengandung makna dan harapan khusus,” ujarnya.
Yogyakarta, memiliki pohon filosofi seperti pohon gayam, pohon tanjung, pohon pakel, pohon jambu darsana dan pohon kemuning. “Menyatu dalam filosofi Yogyakarta, yang menggambarkan dari mana manusia berasal dan kemana manusia akan pergi menuju keabadian,” ungkapnya.
Untuk itu, Ia mengapresiasi gerakan yang dilaksanakan oleh LDII ini. “Mari kita terus bergerak, karena gerakan amal saleh sebab datangnya berkah dari langit dan bumi,” ucapnya bersemangat.(LINES)