Kotabaru (23/10) – Memperingati Hari Santri Nasional (HSN) tahun 2022 Pondok Pesantren At-Taqwa kabupaten Kotabaru menggelar upacara di halaman Ponpes.
Upacara yang digelar ponpes binaan Dewan Pimpinan Daerah Lembaga Dakwah Islam Indonesia (DPD LDII) Kabupaten Kotabaru pada Sabtu pagi (22/10) itu diikuti puluhan santri.
Pembina upacara Drs. Heru Setiawan membacakan kilas sejarah peran ulama dan santri di masa kemerdekaan
“Peringatan hari santri nasional yang ditetapkan pada 22 Oktober mempunyai sebuah sejarah, dimana selama 350 tahun Indonesia dijajah Belanda dan 3,5 tahun dijajah Jepang yang pada akhirnya pada tanggal 17 Agustus 1945 memproklamirkan kemerdekaan Indonesia” ungkapnya.
Begitu Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya, penjajah Belanda kembali ingin menguasai Indonesia.
“Disitulah terjadi peperangan dimana-mana yang mengharuskan para pejuang mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia” ungkap Heru Setiawan lagi.
Beberapa daerah yang kembali hendak dikuasai penjajah diantaranya : Sumatra, Jawa, Sulawesi dan lain sebagainya, bahkan Belanda menggandeng tentara Inggris untuk terus akan menguasai Indonesia.
“Hingga pada tanggal 22 Oktober 1945, KH. Hasim Asy’ari menggagas Resolusi jihad dengan menggerakkan para santri dan ulama untuk berjihad menentang penjajah” papar Heru.
Pada puncaknya 10 November 1945 Belanda dan tentara Inggris merapat ke Tanjung Perak untuk menguasai Surabaya.
Dengan dikomandoi oleh Bung Tomo, lanjutnya lagi, atas ijin KH. Hasim Asy’ari mengerahkan seluruh ulama mengobarkan semangat 45, sehingga dapat merebut senjata lengkap tawanan tentara penjajah.
Perstiwa itu banyak menelan korban dari tentara Inggris dan Belanda sekitar 5.000 tentara meninggal dunia, sedangkan dari pejuang Indonesia khususnya warga Surabaya dan sekitarnya meninggal dunia sebanyak 20.000 jiwa.
Ini sebuah momentum, bahwasanya para santri dalam mempertahankan kemerdekaan memerlukan perjuangan, mengorbankan jiwa raga dan harta.
“Oleh karena itu, para santri supaya memahami bahwa Indonesia adalah negara yang berbineka tunggal Ika. Dimana Indonesia lahir atas keberagaman suku bangsa, suku bahasa, agama, adat istiadat” tandasnya.
Sejak tanggal 28 oktober 1945 yang dikenal dengan sebutan Sumpah Pemuda, dari berbagai kemajemukan yang ada telah sepakat menjadi Negara Indonesia.
“Kita mengenal dari beberapa tokoh pahlawan, tokoh Islam, Kristen, Katolik, Buda dan Hindu untuk menciptakan sebagai tanda syukur kepada Tuhan YME.” Ujar Heru.
Sementara itu, Ketua DPD LDII Kabupaten Kotabaru, Drs. H. Murdianto, M.Si mengatakan bahwa LDII selalu berkomitmen untuk mendukung setiap kebijakan pemerintah termasuk dalam menjalankan Surat Edaran Kementrian Agama Republik Indonesia Nomor SE. 27 Tahun 2022 tentang Pelaksanan Upacara Peringatan Hari Santri.
Murdianto berharap sejarah santri yang telah diuraikan oleh pembina upacara dapat menjadi motivasi bagi santri dalam meneruskan perjuangan di era yang berbeda dengan pembentukan karakter profesional dan religius.
Upacara yang diikuti oleh sekitar 50 santri dilaksanakan di halaman Ponpes At-Taqwa Kotabaru, Jl. Arjuna RT. 04, Desa Sebelimbingan, Kecamatan Pulaulaut Utara, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan.
Hadir pada upacara HSN, Wakil Ketua DPD LDII Kotabaru, H. Guslan, S.Km, Sesepuh pondok, Supono, Pembina PAC LDII Desa Sebelimbingan, Tugio beserta Sekretaris, Zainul Arifin. (rzq)