Jakarta (23/3). Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso menekankan disinformasi atau penyebaran informasi palsu dan hoaks di era post-truth menjadi ancaman serius bagi masyarakat. Hoaks berpotensi mempengaruhi opini publik, merusak reputasi individu atau lembaga, hingga mengganggu stabilitas keamanan nasional.
Hal tersebut ia sampaikan saat memberikan sambutan pada “Rapat Koordinasi Komunikasi, Informasi, dan Media (KIM), dan LDII News Network (LINES)”, yang dihelat pada Sabtu (23/3), di Kantor DPP LDII, Jakarta.
Menurut KH Chriswanto, tidak bisa dipungkiri jika pada era digital, media sosial membuat informasi menjadi jauh lebih riuh dan bising. Media sosial yang pada mulanya berfungsi sebagai tempat interaksi antara khalayak yang jauh di luar jangkauan, kini bertransformasi menjadi tempat saling berbagi opini dan informasi yang tidak jelas kebenarannya.
“Pada era post-truth yang disebut kebenaran baru, dunia digital menjadi bagian dari sebuah dinamika dalam membangun masyarakat dunia. Sehingga menggeser dunia ini menjadi boarderless, tidak ada batas untuk menyuarakan opini,” ungkapnya.
Ia menekankan opini yang beredar, terkadang dianggap menjadi sebuah berita aktual yang bisa dipercaya publik. Publik pun mengesampingkan fakta dan data informasi yang objektif, karena produsen opini memiliki daya tarik emosi dan prasangka yang cenderung lebih menarik untuk dipercaya daripada fakta aktual.
Untuk itu, ia menekankan pentingnya literasi digital untuk menyaring informasi yang beredar. “Harus ada keahlian untuk membedakan mana hoaks atau bukan untuk meluruskan sesuatu sehingga masyarakat bisa mendapakan informasi-informasi yang berkualitas dan benar sesuai fakta,” lanjutnya.
Ia mengatakan LDII, juga sebagaimana ormas lainnya, kerap menjadi sasaran post truth. Untuk itu perlu menyebarkan informasi kepada seluruh masyarakat, bahwa tidak semua yang disebarkan itu memang benar terjadi. Ia memandang Rakor KIM dan LINES menjadi strategis untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas pemberitaan, terutama mengenai LDII.
“Saya memberikan ruang gerak yang seluas-luasnya kepada KIM untuk memanfaatkan era digital untuk menyebarkan informasi dan dakwah kepada masyarakat dengan kualitasnya lebih baik, kita membuat berita yang menjadi trend dan disenangi masyarakat,” lanjutnya.
Senada, Ketua DPP LDII Korbid KIM, Rulli Kuswahyudi menekankan pentingnya peran KIM dan LINES dalam menyebarkan informasi mengenai LDII. “KIM dan LINES adalah petugas terdepan di grassroot, mulai dari PC PAC, DPD, DPW, yang bertugas sebagai humasnya LDII dalam meluruskan informasi yang beredar,” tanggapnya.
Sementara, untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas pemberitaan, Rulli mengungkapkan DPP LDII menggelar sejumlah pelatihan jurnalistik dan menggandeng generasi muda. Untuk memanfaatkan media sosial sebagai wadah menyebarkan informasi.
“Kami mengaktifkan KIM dan LINES lewat pelatihan jurnalistik, tentunya ini tidak cukup hanya lewat pelatihan. Mereka harus terus diberdayakan. Kami sengaja membuka peluang untuk beramal saleh untuk generasi muda berkontribusi lewat media sosial,” lanjutnya.
Sementara, Ketua Departemen KIM DPP LDII, Ludhy Cahyana menekankan KIM dan LINES harus bekerja sama dalam menyebarkan informasi yang aktual mengenai LDII, “Latar belakang pendirian LINES adalah pertukaran informasi yang semakin masif, sekarang informasi yang diterima masyarakat tidak lagi berdasarkan fakta, tapi berdasarkan trending topik yang dibuat oleh pribadi, dan ini yang harus kita perangi,” ungkapnya.
Kegiatan tersebut juga diikuti oleh pengurus KIM dan LINES di tingkat DPD dan DPW LDII se-Indonesia secara daring. Kegiatan tersebut harapannya dapat menjadi wadah bertukar informasi sekaligus ajang untuk mengevaluasi KIM dan LINES, dalam mempublikasikan informasi mengenai LDII kepada masyarakat luas.