Tanah Laut (5/6) – Menjadi tukang pijat refleksi adalah salah satu profesi langka. Apalagi jika itu dilakukan oleh orang yang masih muda. Umumnya menjadi tukang pijat dilakoni oleh orang yang sudah tua.
Namun tak tidak dengan Hari Pranoto (35 tahun) warga LDII Desa Panggung Kecamatan Pelaihari Kabupaten Tanah Laut (Tala) Kalimantan Selatan. Meski masih berusia muda, namun ia menekuni profesi pijat refleksi sejak 2021 silam.
Rupanya keahlian pijat refleksi tidak didapat melalui kursus secara khusus. Ia berbakat sejak kecil. Karena sejak remaja ia sering melihat kakeknya memijat pasien. Maka tertanam di alam bawah sadar profesi tukang pijat tersebut.
Darah tukang pijat rupanya mengalir di tubuh Hari Pranoto. Berawal dari sekedar iseng memijat rekan-rekannya secara cuma-cuma. Rupanya lama-kelamaan banyak orang yang cocok dengan pijatannya itu.
Alhasil makin hari makin banyak saja orang yang minta dipijat olehnya. Kini rata-rata 8 sampai 10 orang per minggu datang untuk dipijat. Layanan pijat yang ditanganinya berupa pijat capek, keseleo, dan urat syaraf.
Hari tidak memasang tarif khusus sebagai imbalan memijat. Seikhlasnya orang memberi. Menurut pengakuannya rata-rata orang memberi imbalan 50 ribu sekali pijat. Kadang juga ada yang memberi 100-150 ribu. Tetapi ada juga yang cuma-cuma. Tergantung situasi dan kondisi.
Hal yang membahagiakan bagi Hari selain mendapatkan uang, ia juga sering diajak curhat oleh pasien. Terutama tentang kehidupan dan problematika rumah tangga.
“Cukup banyak pasien yang ketika dipijat, mereka curhat masalah keluarga. Ada pula yang curhat tentang pekerjaan dan kondisi ekonomi”, ungkap Hari.
Hari yang juga seorang mubaligh tentu sering memberikan nasihat siraman rohani kepada pasiennya yang sedang curhat tersebut. Tak heran jika makin banyak saja orang yang meminta pijat kepadanya. Karena selain dapat meringankan urat syaraf yang tegang, juga sekalian meringankan beban hidup dan pikiran.
“Saya pun sebisa mungkin mendengarkan dengan seksama, sambil sesekali memberikan nasihat untuk membantu meringankan beban hidupnya. Rupanya didengarkan saja mereka sudah senang. Apalagi jika sambil diberi saran maupun nasihat”.
Dari profesi sebagai tukang pijat refleksi, ayah 3 orang anak ini pun mendapatkan banyak hikmah. Ia jadi punya banyak waktu bersama keluarga, dan bisa bekerja tidak terikat oleh waktu. Selain itu juga dapat membantu orang kurang mampu yang memerlukan jasanya. Karena Hari tidak segan-segan memberikan layanan pijat gratis jika kondisi pasien dinilai kurang mampu. (Kus)