Ada “Usman” di Pengajian Muda-Mudi LDII Tabalong
Tabalong (26/1) – Matanya menahan buliran air agar tidak jatuh, suaranya kadang tercekat menahan rasa rindu dan sedih saat Fatah (25) menceritakan bagaimana berharganya kedua orang tua bagi generus.
Fatah pemuda yang sudah tidak memiliki kedua orang tua lagi mengajak ratusan generus LDII Tabalong yang mengikuti pengajian pada Minggu (26/1) di Masjid Baitul Muchlisin desa Padang Panjang kecamatan Tanta terus berbakti kepada kedua orang tuanya.
“Bahagiakan kedua orang tuamu teruslah berbakti kepada mereka, beryukur rekan rekan semua masih memiliki kedua orang tua” ucap Fatah memberikan wejangan kepada sesama rekan muda dan mudinya.
Pengajian muda-mudi hari itu Ketua Dewan Penasehat DPD LDII Tabalong, KH Suprianto, S.AP lebih banyak mengajak peserta memahami 29 karakter luhur dan penerapannya dalam kehidupan sehari hari.
“Salah satu penerapan 29 karakter luhur adalah berbakti kepada orang tua” jelas KH Suprianto.
Ada Tri Sukses dalam 29 karakter luhur yang menjadikan generasi muda LDII menjadi generasi yang berakhlakul karimah, alim faqih dan mandiri.
Sebagai generasi muda imbuhnya, memiliki 29 karakter luhur merupakan sebuah keharusan untuk mengarungi kehidupan diakhir jaman yang kerusakan terlihat dimana mana.
Bukan hanya bisa menyelamatkan generasi muda dari kerusakan akhir jaman tapi penerapan 29 karakter luhur juga menjadikan generus bisa berkontribusi lebih banyak bagi pembangunan.
“Dengan memiliki 29 karakter luhur, generasi muda LDII akan menjadi generasi emas yang diharapkan oleh bangsa dan negara” tutur KH Suprianto.
Pengajian muda-mudi juga diisi dengan keakraban bagi generus “usman” atau usia mapan agar mereka saling mengenal lebih jauh dan semakin akrab.
Ketua panitia pengajian muda-mudi, Runtut mengatakan pengajian hari ini merupakan pengajian muda-mudi perdana di tahun 2025.
“Ini yang pertama tahun ini dan acaranya memang kita berikan tambahan dengan acara “Usman”. Jelasnya.
Generus yang masuk usia nikah dipisah tempat mengajinya di gedung serbaguna setelah materi Al Quran dan Al Hadits dilanjutkan dengan keakraban sambil makan pencok buah.
“Mereka kita bagi menjadi beberapa kelompok, bukan hanya makan pencok mereka juga kita minta juga untuk berdiskusi dengan tema seputar Handphone” jelasnya lagi.
Ia bersyukur pengajian bisa berjalan lancar, peserta pengajian juga antusias mengikutinya sampai akhir. (rel)