Tanah Laut (28/7) – “Pangan adalah tentang hidup matinya suatu bangsa”, demikian ungkapan Presiden Soekarno.
Hal ini mengingat sangat pentingnya ketersediaan pangan bagi setiap orang. Tanpa pangan yang cukup, semua orang tentu akan sulit untuk mempertahankan hidup dan kehidupan.
Hingga saat ini, mayoritas penduduk Indonesia makan makanan pokok padi (nasi). Bahkan persentasenya mencapai 97 persen dari seluruh penduduk Indonesia (Louhenapessy, dkk 2010).
Sedangkan berdasarkan data, jumlah sawah tiap tahun justru mengalami penurunan drastis. Kementerian Pertanian (Kementan) menyebutkan luas lahan baku sawah, baik yang beririgasi teknis maupun non irigasi mengalami penurunan rata-rata seluas 650 ribu hektare per tahun, (republika.co.id, 18/01/2020).
Prihatin dengan hal tersebut, Ketua Dewan Pimpinan Daerah Lembaga Dakwah Islam Indonesia (DPD LDII) Kabupaten Tanah Laut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel), Ir Anton Kuswoyo SSi. MT. MPt, melakukan upaya diversifikasi pangan lokal dengan cara membudidayakan tanaman Sorgum. Diversifikasi atau penganekaragaman adalah suatu cara untuk mengadakan lebih dari satu jenis barang/komoditi yang dikonsumsi. Hal ini sebagai upaya agar masyarakat tidak tergantung pada satu jenis makanan pokok saja yakni hanya dari padi.
Sorgum merupakan bahan pangan alternatif pengganti karbohidrat. Kandungan karbohidrat mencapai (74.63 gr/100gr bahan) lebih tinggi daripada gandum (71.97 gr/100 gr bahan) dan peringkat ketiga setelah padi (79.15 gr/100 gr bahan), dan jagung (76.85 gr/100 gr bahan), (tempo.co, 11/04/2022).
Artinya berarti Sorgum dapat dijadikan pangan pokok selain padi. Keunggulan Sorgum dibandingkan padi ialah dalam hal kemudahan budidayanya. Sorgum dapat dibudidayakan di lahan kering yang tidak terlalu subur. Berbeda dengan pagi yang memerlukan lahan subur dan umumnya lahan persawahan.
Dikutip dari buku Sorgum Tanaman Multi Manfaat, Sorgum termasuk tanaman serealia yang cocok untuk dikembangkan di Indonesia yang memiliki iklim tropis, khususnya pada daerah-daerah yang tingkat kesuburan tanahnya rendah. Sorgum merupakan komoditas penting pada urutan kelima di dunia setelah gandum, beras, jagung, dan barley.
Menuru Anton, dirinya mencoba membudidayakan Sorgum karena menurutnya Sorgum ini mirip dengan jagung. Sedangkan di Kabupaten Tala selama ini sangat cocok ditanami jagung.
“Di Kabupaten Tala selama ini sangat cocok ditanami jagung, bahkan Tala termasuk daerah lumbung jagung nasional. Jika jagung saja cocok, apalagi Sorgum, tentu tambah cocok lagi”, ungkap Anton yang juga dosen Prodi Teknologi Pakan Ternak Politeknik Negeri Tanah Laut.
Menurut Anton, cara memasak Sorgum pun mirip dengan memasak beras. “Tidak seperti jagung yang harus diolah terlebih dahulu sebelum dimasak menjadi nasi jagung. Kalau biji Sorgum ini bisa langsung dimasak menggunakan majic jar seperti nasi”, papar Anton.
Selain itu, alasan kedua ialah batang dan daun Sorgum dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak ruminansia (kambing dan sapi). Bahkan kandungan nutrisinya pun sangat baik bagi kambing maupun sapi.
Rupanya ide membudidayakan Sorgum inilah yang juga melatarbelakangi Anton melanjutkan pendidikan Program Doktor Ilmu Nutrisi dan Pakan di Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (IPB).
“Riset saya adalah tentang strategi budidaya Sorgum dan mengombinasikan Sorgum dengan tumbuhan lokal serta limbah pertanian menjadi pakan kambing. Jadi batang dan daun Sorgum untuk pakan kambing, sedangkan bijinya untuk pangan manusia”, paparnya lagi.
Tidak hanya sebatas riset, Anton pun bertekad untuk membuat berbagai produk olahan dari biji Sorgum ini. Bahkan kedepannya dirinya akan gencar menyosialisasikan Sorgum ke masyarakat luas agar masyarakat terbiasa mengonsumsi Sorgum.
“Saya mulai dari diri saya sendiri tentunya. Saya sudah mencoba makan nasi Sorgum. Ternyata rasanya enak, meskipun berbeda dengan nasi, tapi juga dapat mengenyangkan. Yang tidak kalah pentingnya ialah kandungan nutrisinya juga mencukupi bagi tubuh. Bahkan Sorgum ini sangat cocok dikonsumsi bagi penderita diabetes sebagai pengganti nasi”. Pungkasnya. (kus)
Semoga lancar barokah
https://www.ldiisampit.or.id/