Jakarta (22/10) – Pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) melakukan audiensi dengan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) pada Selasa (21/10). Pertemuan ini membahas peluang kolaborasi untuk meningkatkan literasi digital di lingkungan LDII.
Kepala Pusat Pengembangan Literasi Digital Kominfo, Rizki Ameliah, menyambut baik kunjungan tersebut. Menurutnya, LDII merupakan organisasi keagamaan dengan komitmen kuat dalam mendukung upaya pemerintah meningkatkan literasi digital masyarakat.
“Kehadiran LDII sebagai salah satu organisasi keagamaan yang akan mendukung kegiatan literasi digital sangat kami apresiasi. Kami berharap kerja sama ini tidak berhenti pada pertemuan ini saja, tetapi berlanjut dalam pelatihan-pelatihan literasi digital berikutnya untuk mewujudkan masyarakat LDII yang makin cakap digital,” ujarnya.
Rizki menjelaskan, bentuk kerja sama yang akan dijajaki berupa pelatihan berbasis praktik (hands-on activity), agar peserta dapat langsung memahami dan menerapkan literasi digital dalam kehidupan sehari-hari.
“Kami berharap peserta dari LDII antusias mengikuti pelatihan-pelatihan gratis dari Kominfo. Tidak hanya sekadar tahu, tapi juga bisa mengimplementasikan bagaimana literasi digital itu diterapkan,” tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, ia juga memperkenalkan kurikulum CABE (Cakap Digital, Aman Digital, Budaya Digital, dan Etika Digital). Melalui kurikulum ini, diharapkan warga LDII dapat memahami cara beraktivitas digital secara bijak dan beretika.
Rizki menekankan, perempuan dan anak-anak menjadi kelompok prioritas dalam program literasi digital, mengingat meningkatnya kasus Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO).
“Kami berharap, dengan adanya kerja sama ini, khususnya di LDII, bisa menurunkan kasus-kasus KBGO. Selain itu, kami juga mendorong kolaborasi melalui Peraturan Pemerintah tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik dalam Perlindungan Anak (PP Tunas), yang fokus pada perlindungan anak di ruang digital,” jelasnya.
LDII Sambut Positif Kolaborasi
Di sisi lain, Ketua DPP LDII Siti Nurannisa Parama Bhekti menyambut positif kerja sama ini. Ia menilai, kebijakan PP Tunas dan program literasi digital Kominfo sangat relevan dengan kebutuhan keluarga dalam menghadapi era digital.
“Kami sebagai orang tua menghadapi tantangan besar dalam mengasuh anak di era digital. Kami sendiri dulu tidak dididik dengan teknologi, tapi sekarang harus mendampingi anak-anak tumbuh bersama perangkat digital yang berkembang sangat cepat,” ujarnya.
Menurutnya, edukasi dan perlindungan digital menjadi penting agar masyarakat, terutama keluarga, dapat beradaptasi dengan teknologi tanpa kehilangan nilai-nilai luhur bangsa.
“Kami berharap, kegiatan ini tidak hanya menjadi pengetahuan, tetapi juga diterapkan dalam keseharian. Dengan begitu, warga LDII bisa beradaptasi dengan perkembangan teknologi, namun tetap memegang teguh nilai-nilai sebagai warga negara Indonesia,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Siti Nurannisa menegaskan, LDII memiliki fungsi edukasi yang luas dan siap mendukung program literasi digital hingga ke tingkat keluarga dan pelajar.
“Fungsi edukasi ini akan kami lakukan mulai dari keluarga hingga pelajar, agar warga LDII bisa mengakses pengetahuan dan beradaptasi dengan perubahan,” tutupnya.
Sebagai tindak lanjut, dalam kesempatan itu ia mengundang Kepala Pusat Pengembangan Literasi Digital Kominfo, Rizki Ameliah, untuk menjadi pembicara pada webinar keluarga yang akan dilaksanakan di Grand Ballroom Minhajurrosyidin, Jakarta, pada Sabtu (25/10/2025). Kegiatan yang diselenggarakan secara hybrid tersebut rencananya akan diikuti 250 peserta offline dan peserta online dari seluruh warga LDII di Indonesia.(rel)




