• DPP LDII Official Website
  • Tentang LDII
  • Home
  • Tentang LDII
  • Susunan Pengurus
  • Rubrik
  • Kontak
No Result
View All Result
  • Home
  • Tentang LDII
  • Susunan Pengurus
  • Rubrik
  • Kontak
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Home Nasional

LDII Dorong Media Sosial Jadi Wadah Kontribusi Pemikiran Anak Bangsa

0
SHARES
21
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Jakarta (8/1). Media sosial sebagai ruang publik, kini berfungsi pula sebagai pusat informasi, edukasi, hiburan, hingga kontrol sosial. Peran media massa bahkan diimbangi oleh media sosial, bahkan sampai mengubah cara wartawan mencari informasi yang kemudian diolah menjadi berita.

“Persoalannya, media sosial sebagai ruang publik malah ramai dengan hal-hal yang tidak mendidik. Ini seperti memindahkan sinetron ke media sosial dan kita nikmati setiap hari dari ponsel kita,” ujar Ketua DPP LDII Rulli Kuswahyudi.

Rulli mengungkapkan fenomena media massa yang terus jadi pengamatan para pakar komunikasi, beralih ke media sosial. Ia mencontohkan, bila dulu terdapat kajian televisi dan koran menjadi guru atau acuan, kini media sosial mengambil alih posisi tersebut. Ironinya, sambung Rulli, isi media sosial makin sulit dipertanggungjawabkan. Sebagai ruang publik, media sosial banyak sampahnya ketimbang mengedukasi.

“Media massa dengan segala bias atau ketidaknetralannya, masih menggunakan metode verifikasi, cek ricek dan liputan dua sisi. Sementara media sosial, semua boleh bicara seolah-olah semuanya pakar. Bisa saja anak SMP habis baca sesuatu di medsos, mendebat seorang profesor,” pungkasnya.

Persoalan utama, sebagai ruang publik, media sosial sangat demokratis sekaligus sangat liberal. Sementara pada sisi lain, kontrol dari pemerintah berupa Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) dan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE), “Di lain sisi ada pembatasan kebebasan berekspresi yang menurunkan kualitas demokrasi, namun di sisi lain bila tidak dikontrol akan membahayakan keutuhan bangsa,” pungkas Rulli.

Bagaimana solusinya? Rulli menyatakan tidak harus meniru Barat dalam membangun ruang publik yang kontributif. Menurutnya kebebasan berekspresi di Amerika Serikat dan Eropa kini diuji dengan ketidakpuasan, “Problem ketidakterwakilan pemilih oleh wakil rakyat di negara-negara maju, menyebabkan gerakan 99 persen di Amerika dan Prancis, akibatnya kerusuhan menjadi-jadi,” paparnya.

Kerusuhan di jalanan New York dan Paris, dikendalikan melalui media sosial di mana hujatan-hujatan dalam bungkus kebebasan berbicara dan berekspresi membuat kekerasan terjadi, “Pada titik ekstrem, Facebook terbukti dijadikan alat koordinasi dalam perang sipil di Suriah dan kudeta di Mesir,” tegas Rulli.

Menurut, Rulli kesadaran seluruh rakyat Indonesia dalam mengisi media sosial mereka dengan sikap kritis yang mengedukasi menjadi sangat penting, “Jangan memaknai kritik tersebut sebagai kubu-kubuan, bermusuhan, berseberangan, dan oposan. Mereka yang netral dan kritis bila terus menerus dirundung atau di-bully, akhirnya bakal diam. Bila mereka diam, siapa yang rugi?” tutur Rulli.

Pemerintah, menurut Rulli memerlukan masukan dari masyarakat, tentunya yang objektif dan tidak selalu menyalahkan. Dengan demikian, pemerintah mendapat masukan yang jernih agar pembangunan untuk mewujudkan keadilan sosial tercapai, “Kita selalu mempertanyakan bisakah demokrasi menyejahterakan dan adil kepada masyarakat? Hal itu bisa terjadi bila ruang publik kita jernih oleh masukan-masukan yang kontributif, bukan hujatan-hujatan,” tegasnya.

Menurut Rulli, LDII terus mendorong seluruh elemen masyarakat memanfaatkan ruang publik bernama media sosial dengan bijak. Bila saat ini, media massa mencari informasi dan sensasi dari media sosial, pemerintah pun sebenarnya butuh masukan dari media sosial. Untuk itu LDII mengajak seluruh masyarakat Indonesia, memanfaatkan media sosial sebagai pusat informasi yang mendidik.

“Sekali lagi media sosial jangan diisi dengan sampah, kalau sampah yang masuk, sampah pula yang keluar. Bila dulu kala media massa adalah cermin budaya masyarakatnya, kini media sosial jadi representasi masyarakat. Maka jagalah media sosial, jangan sampai statusmu di medsos jadi harimaumu,” pungkas Rulli. [kim/*]

Previous Post

Warga LDII Tala Geluti Budidaya Lebah Madu Kelulut

Next Post

DLH Gandeng DPD LDII Kota Banjarmasin ‘Hijaukan Bumi’

Next Post
DLH Gandeng DPD LDII Kota Banjarmasin ‘Hijaukan Bumi’

DLH Gandeng DPD LDII Kota Banjarmasin ‘Hijaukan Bumi’

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Pos Terbaru

Dorong Pemanfaatan Lahan Sempit Sekitar Rumah, LDII Kota Banjarmasin Bagikan Ratusan Bibit Gratis

Dorong Pemanfaatan Lahan Sempit Sekitar Rumah, LDII Kota Banjarmasin Bagikan Ratusan Bibit Gratis

March 30, 2023
Hemat dan Praktis, Warga LDII Tala Semai Padi di Atas Plastik

Hemat dan Praktis, Warga LDII Tala Semai Padi di Atas Plastik

March 28, 2023
KH Chriswanto Tegaskan Komitmen LDII Terhadap Pancasila Saat Tadarus Kebangsaan

KH Chriswanto Tegaskan Komitmen LDII Terhadap Pancasila Saat Tadarus Kebangsaan

March 26, 2023

Tagline

8 bidang pengabdian LDII akhlakul karimah Anies Baswedan Chriswanto Santoso Covid-19 FKUB KLHK LDII LDII untuk Bangsa Lembaga Dakwah Islam Indonesia lingkungan hidup Nasionalisme NKRI oksigen Pancasila pesantren profesional religius program kampung iklim Vaksin vaksinasi wabah Wisata

Categories

  • Berita Daerah
  • Berita Nasional
  • Ekonomi
  • Muswil Ke-7 DPW LDII Kalsel
  • Nasehat
  • Nasional
  • Olah Raga
  • Opini
  • Prestasi
  • Uncategorized
  • Home
  • Tentang LDII
  • Susunan Pengurus
  • Rubrik
  • Kontak

© 2021 Managed by DPP LDII

No Result
View All Result
  • Home
  • Tentang LDII
  • Susunan Pengurus
  • Rubrik
  • Kontak

© 2021 Managed by DPP LDII