Banjarmasin (30/9) – Dewan Pimpinan Wilayah Lembaga Dakwah Islam Indonesia (DPW LDII) Provinsi Kalimantan Selatan melaksanakan tebar kurban sebanyak 501 ekor hewan kurban.
400 ekor sapi, 1 ekor kerbau dan 100 ekor kambing atau jika diuangkan setara dengan Rp. 8 miliar.
Hewan kurban ini tersebar keseluruh wilayah Kalimantan Selatan melalui DPD LDII Kota/kabupaten se Kalimantan Selatan.
“Sangat bersyukur atas terus meningkatnya hewan kurban yang disembelih dari tahun ke tahun” ucap Ketua DPW LDII Kalsel, Dedi Supriatna, S.Pd, MT di Banjarmasin, Jumat (30/6).
Meningkatnya hewan kurban menurut Dedi, disamping menggambarkan ghiroh warga yang terus meningkat untuk berkurban juga dapat dijadikan indikator semakin membaiknya ekonomi masyarakat terutama pasca pandemi Covid-19.
Hewan kurban ditebar ke masyarakat dalam wujud daging sebanyak 40 ribu paket.
“Tebar kurban ini merupakan kontribusi LDII Kalsel untuk masyarakat kalsel, yakni untuk memperkuat ketakwaan kepada Allah dan kepedulian sosial kepada sesama manusia,” Imbuh Dedi.
Sementara itu, Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso mengatakan, kurban bukan hanya sebagai kesalehan individu, namun juga kesalehan sosial. Ibadah yang dinanti umat Islam setiap Idul Adha, mampu menyelesaikan beberapa masalah sosial yang terjadi. Untuk itu, semangat berkurban harus terus dilaksanakan umat Islam dalam keseharian mereka.
“Berkurban memiliki multiplayer effect atau efek berganda yang signifikan. Kurban memiliki tempat tersendiri bagi umat Islam, karena bukan sekadar wujud kesalehan dan ketakwaan terhadap Allah, namun memberi manfaat kepada banyak pihak,” urainya.
Menurutnya, pembagian daging kurban menjadi sesuatu yang bermanfaat untuk orang lain. Dari sisi sosial kemasyarakatan, berkurban mampu meningkatkan membangun hubungan yang positif di tengah masyarakat. “Warga bisa memberi tanpa pamrih dan bisa menerima dengan ikhlas. Dengan itu akan terbangun kekuatan sosial yang luar biasa,” ungkapnya.
Sementara daging yang dibagikan dapat meningkatkan asupan gizi masyarakat, yang berguna mencegah stunting. “Idul Adha bisa menjadi momentum untuk pencegahan stunting. Terlebih lagi saat ini pemerintah sedang menggalakkan pencegahan stunting. Jika pembagian daging kurban merata kepada masyarakat angka stunting dapat ditekan,” tutur KH Chriswanto.
KH Chriswanto mengapresiasi kepada seluruh warga LDII, yang selalu antusias dalam setiap pelaksanaan ibadah kurban. Pasalnya, mereka mempersiapkanya jauh sebelum Iduladha, yakni dengan menabung yang dikelola secara khusus di masing-masing majelis taklim.
“Karena kekuatan LDII itu pada konsolidasi berbasis majelis taklim yakni pengajian yang sifatnya rutin yang dilaksanakan 3-4 hari dalam seminggu. Acara itu juga dapat dimanfaatkan untuk mengisi tabungan kurban yang dikelola secara khusus. Ketika Idul Adha tiba warga LDII sudah siap untuk berkurban,” paparnya.
Dalam tiga tahun terakhir tercatat peningkatan jumlah hewan kurban warga LDII. Pada 2020, kurban warga LDII mencapai 40.190 ekor ternak. Pada 2021 akibat pandemi Covid-19 dan ekonomi lesu, jumlah kurban turun menjadi 39.301 ekor. Pada 2022, jumlah kurban meningkat mencapai 42.646 ekor ternak. Tahun ini, 2023, tambah meningkat mencapai 43.493 ekor, dengan rincian 23.710 ekor sapi, 19.766 ekor kambing, dan 17 ekor kerbau. Jika dinominalkan, kurban warga LDII tahun ini sekitar Rp 652 miliar. (rel)
Alhamdulillah