Tabalong (9/6) – Menjalin keakraban DPD LDII Kabupaten Tabalong Kalsel menggelar pengajian umum di Masjid Baitul Mukhlisin Laburan Tabalong 09/06/2024 dengan mungundang tiga DPD LDII wilayah Kalsel yang merupakan tetangga kabupaten seperti DPD LDII HSU, HST dan Balangan.
Karena banyaknya yang hadir dalam pengajian pada umumnya sudah dipastikan sandal pun banyak yang tidak beraturan atau tidak rapi. Sehingga ketika para jamaah keluar dipastikan juga mereka akan kebingungan mencari sandalnya.
Tapi uniknya para warga LDII yang hadir di pengajian umum di Masjid Baitul Mukhlisin ini terpantau satu persatu mulai dari para orang tua,ibu ibu,remaja bahkan anak anak mereka masuk Masjid dengan sandal tertata rapi “parkir mundur”.
Hipni Rosyadi Ketua LDII Kabupaten Tabalong dalam sambutanya menyampaikan “pelajaran moral seperti di era sekarang ini tidak bisa sekedar dengan pemberitahuan, tapi pembiasaan langsung.
“Banyak contoh praktik yang bisa dilakukan terutama saat kegiatan pengajian maupun ibadah ke Masjid, Seperti hal sederhana menata sandal atau berpakaian sopan dan rapi” ujarnya.
Ketua LDII Kabupaten Hulu Sungai Utara, Lukman Irianto sependapat dengan apa yang di sampaikan Hipni Rosyadi.
“Keteladanan sejak dini dan pendidikan karakter seperti ini penting sekali orang tua dan para pengurus memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari. Di Jepang anak-anak tidak langsung diberi pelajaran matematika, tapi pendidikan karakter sebagai fondasi” tuturnya.
Keteladanan yang harus ditanamkan sejak dini, imbuh Lukman seperti dengan ibadah shalat, bersih-bersih, dan membantu orang tua Targetnya adalah anak-anak generasi penerus.
Sandal tidak akan pernah naik pangkat, secara realita sandal akan selalu diletakkan di bawah, bagian kaki, terinjak, sandal merupakan benteng yang bisa dikorbankan untuk menyelamatkan orang dari kotoran dan terhindar dari najis
Tentunya ini tidak sekedar kebiasaan yang harus dilatih, tapi juga kesadaran yang harus terus diistiqomahkan. Karena, meski hanya sekedar menata sandal, orang yang melakukannya tidak kemudian menjadi rendah dan hina, namun justru menjadi mulia akhlaknya.(Ngt)