Tabalong (6/9) – Generasi Penerus (Generus) LDII harus memiliki literasi digital dalam menghadapi keterbukaan informasi dewasa ini.
Hal tersebut diungkapkan Bidang KIM DPD LDII Tabalong, Nur Ali dalam diskusi “Melek Media” bersama generasi muda di Masjid Baitul Muchlisin Tanta pada Sabtu malam (5/9).
“Keterbukaan informasi membawa banyak tantangan bagi rekan rekan generus yang mengancam nilai nilai Islam dan persatuan umat” ujarnya.
Lebih jauh Ia menjelaskan tantangan yang dihadapi generus di ruang digital seperti penyebaran hoax, disinformasi, radikalisme dan ekstremisme.
“Ada pergeseran nilai dan budaya karena eksposur terhadap konten asing dapat mengikis nilai-nilai luhur dan tradisi Islam, fenomena ini memicu konflik identitas, terutama pada generasi muda yang sedang mencari jati diri” ujarnya lagi.
Menurutnya generus perlu menguasai cara memverifikasi informasi, mengenali ciri-ciri hoaks, dan membedakan antara fakta dan opini sebagai literasi digitalnya.
“Ini termasuk kemampuan menelaah sumber berita, mengecek silang informasi, dan tidak mudah terprovokasi oleh judul sensasional. Kemampuan ini membantu mereka tidak hanya melindungi diri sendiri, tetapi juga menjadi pendidik bagi orang di sekitar mereka, seperti keluarga dan teman-teman” jelas Ali.
Terlebih generus LDII imbuhnya bisa menjadi teladan di ruang digital, menjadi agen literasi digital dan peran aktifnya dapat menciptakan ekosistem digital yang sehat.
“Ambil peran dalam dakwah digital, generus sekarang ini memiliki kreativitas yang tinggi dan kemampuan di bidang digital ini harus dimanfaatkan untuk memproduksi konten positif dan inspiratif sesuai dengna ajaran Islam” tandasnya.
Ia berharap tantangan di era keterbukaan informasi sekarang ini mampu dimanfaatkan positif oleh generus LDII bukan hanya menjadi ruang untuk berkreasi tapi juga menjalankan dakwah digital. (Lines Tabalong)
