Tanah Laut (18/6) – Jumlah hewan kurban warga Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Kabupaten Tanah Laut (Tala) Kalimantan Selatan makin naik secara signifikan dari tahun ke tahun. Tahun ini warga LDII Tala akan memotong hewan kurban sebanyak 116 ekor (81 sapi dan 35 kambing).
Jumlah ini meningkat dibandingkan tahun 2023 lalu 92 ekor (67 sapi dan 25 kambing) dan tahun 2022 sebanyak 81 ekor (65 sapi dan 16 kambing). Artinya ada peningkatan selama 3 tahun terakhir secara berturut-turut 81, 92, dan 100 ekor.
Meningkatnya jumlah hewan kurban LDII Tala ini juga mendapat apresiasi sejumlah tokoh agama dan tokoh masyarakat setempat. Seperti yang diungkapkan oleh Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tala, KH Muhammad Syahrani, S.Ag. “Luar biasa jumlah hewan kurban LDII Tala yang selalu meningkat dari tahun ke tahun. Sangat banyak sekali jumlahnya hingga lebih dari 100 ekor”, ungkap Ketua MUI Tala.
Hal ini diungkapkan KH Syahrani saat menerima kunjungan silaturahmi Ketua DPD LDII Tala, Anton Kuswoyo, di rumah kediamannya.
Ketua LDII Tala, Anton Kuswoyo, ketika dikonfirmasi pada Selasa (18/6) membenarkan akan hal ini. Menurutnya meningkatnya jumlah hewan kurban yang disembelih oleh warga LDII Tala secara tidak langsung menjadi indikator bahwa kondisi perekonomian warga semakin meningkat.
Ribuan paket daging kurban pun dibagikan ke warga masyarakat sekitar. Pembagian daging kurban dilakukan di masing-masing Pimpinan Anak Cabang LDII tingkat kelurahan/desa. Selain itu di tingkat kecamatan dan kabupaten juga dilakukan pembagian daging kurban kepada tokoh masyarakat dan tokoh agama. “Jadi sambil membagikan daging kurban, kami juga sekaligus mempererat silaturahim dengan sesama”, lanjut Anton.
Sementara itu, Ketua Umum DPP LDII, KH Chriswanto Santoso menyatakan bahwa Idul Adha adalah momentum untuk berbagi dan mempererat ikatan sosial.
“Hari Raya Kurban merupakan momentum untuk berbagai memperetat ikatan sosial. Dengan berkurban umat Islam dapat membantu tetangga dan warga lainnya, yang sedang mengalami kesulitan dan kesusahan. Dengan ikatan sosial yang kuat, persatuan dan kesatuan bangsa juga semakin kuat,” ujar KH Chriswanto Santoso dalam siaran persnya pada Senin (17/6).
Ia menjelaskan, berkurban merupakan wujud ketakwaan individu sekaligus menjadi upaya meningkatkan kesalehan sosial, “Tahun ini, terjadi peningkatan sekitar lima persen hewan kurban yang dikorbankan warga LDII dibanding tahun 2023,” tuturnya.
Menurut catatan media massa, pada 2023, jumlah kurban warga LDII mencapai 43.493 ekor, dengan rincian 23.710 ekor sapi, 19.766 ekor kambing/domba, dan 17 ekor kerbau. Bila rata-rata harga seekor sapi mencapai Rp25 juta dan Rp 3 juta untuk seekor kambing maka kurban warga LDII di seluruh Indonesia mampu memutar ekonomi senilai Rp652 miliar. Dengan kenaikan sekitar 5 persen, jumlah total kurban warga LDII mencapai 45.667 hewan ternak, dan bernilai ekonomi mencapai Rp684 miliar. Dengan perputaran uang lebih dari setengah triliun itu, terjadi distribusi kesejahteraan terhadap peternak maupun petani yang menjual ternaknya.
KH Chriswanto memaparkan, warga LDII mempunyai metode unik LDII dalam berkurban, yakni dengan menabung sejak awal tahun untuk kurban pada tahun depan, sebagai wujud keikhlasan dalam ibadah sosial, “Setiap pengajian di majelis-majelis taklim LDII panitia kurban menawarkan tabungan kepada warga LDII semampunya, meskipun kecil namun intensitas pengajiannya tinggi, maka tabungannya menjadi besar,” ujarnya.
Dengan cara tersebut, warga LDII yang berkecukupan maupun yang kurang mampu bisa melaksanakan kurban dengan metode patungan dan menabung. Menurut KH Chriswanto, DPP LDII mengangkat tema “Mari Berkurban untuk Mewujudkan Ketakwaan dan Kepedulian Sosial”.
Dengan tema tersebut, KH Chriswanto Santoso optimistik bahwa keikhlasan dan ketakwaan, mampu menjadikan umat Islam berkontribusi dalam pembangunan bangsa, “Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain,” tutur KH Chriswanto mengutip hadits dari Rasulullah SAW, merujuk pada nilai-nilai solidaritas sosial yang dijunjung tinggi dalam berkurban.
Dari berkurban, menurutnya umat Islam dapat memperkuat komitmennya dalam menjalankan ajaran agama dengan penuh keikhlasan dan kontribusi nyata terhadap masyarakat. Pelaksanaan ibadah kurban yang tidak sekadar ritual, tetapi juga sebagai bentuk pengabdian sosial yang mendalam. (Kus)