Banjarmasin (19/3) – Musyawarah Wilayah (Muswil) VII DPW LDII Kalimantan Selatan diharapkan mampu mengantisipasi lingkungan strategis yang berubah terutama dampak dari pandemi covid-19.
Hal itu diungkapkan Ketua Umum LDII, KH Chriswanto Santoso, M.Sc usai silaturrahim dengan ketua MUI Kalsel pada Sabtu siang (19/3).
Saat ini jelas KH Chriswanto lingkungan strategis di Kalimantan menjadi perhatian utama.
Ia memaparkan yang pertama tentang pandemic covid-19, masalah ini masalah global, apapun yang terjadi pandemi bisa menjadi krisis kesehatan, krisis kesehatan bisa menjadi krisis ekonomi dan krisis ekonomi bisa menjadi krisis social.
“Jangan sampai menjadi krisis sosial karena kalau sampai menjadi krisis sosial itu rawan untuk bangsa dan negara” tegasnya.
Kedua, lanjutnya dengan dibangunnya Kalimantan Timur sebagai IKN bagaimanapun berimbas pada Kalimantan.
“IKN tidak harus seperti Jakarta, itu harapan ada pemerataan ekonomi tapi tidak harus mengorbankan terkait budaya dan lainnya” beber KH Chriswanto.
Walaupun kalimantan menjadi pusat ibukota tapi “kekalimantanannya” masih harus tetap dipertahanakan, Kalimantan harus tetap sejuk, Kalimantan harus tetap damai.
“Itulah kenapa kami menjalin silaturahim dengan MUI sebelum menggelar Muswil” bebernya lagi.
Yang ketiga KH Chriswanto membeberkan tentang teknologi digital yang tidak mungkin dihindari lagi.
“kita tidak mungkin tidak menghadapinya maka kita berparadigma jangan sampai teknologi digital menjadi momok bagi SDM tapi sebuah tantangan yang membuka peluang lebih besar untuk berkreasi menciptakan manufaktur” ujar KH Chriswanto.
Ia memaparkan point keempat tentang peningkatana SDM, yakni menghadapi bonus demografi dan jangan sampai bonus demografi menjadi beban demografi.
“Maka salah satu diantaranya harus disiapkan sumber daya manusia, baik menyambut IKN maupun menyambut Indonesia emas tahun 2045, dengan apa? nilai nilai kebangsaan, moralitas, pendidikan umum, karakter harus dibangun LDII kalsel sehingga tercipta SDM profesional religius, profesional dibidang tapi dalam bingkai religiusitas, sehingga SDM ini betul betul berkualitas dalam menghadapi permasalahan” pungkasnya (kim)