Tanah Laut (29/12) – Berprofesi sebagai petani sawit dilakoni Purwanto sejak puluhan tahun silam. Warga Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Kabupaten Tanah Laut (Tala) ini tinggal di Desa sungai Riam, Kecamatan Pelaihari.
Berawal dari seringnya melihat tumpukan daun sawit yang secara rutin dipangkas (dipruning) terbersit dalam benaknya untuk memanfaatkannya menjadi sesuatu yang lebih berguna. Apalagi selama ini daun dan pelepah sawit dibiarkan begitu saja yang lebih sering dijadikan sarang tikus dan ular.
Ia pun belajar secara otodidak cara mengolah pelepah dan daun sawit menjadi pakan sapi. Kebetulan di kandang belakang rumahnya ada beberapa ekor sapi piaraannya. Rupanya sapi-sapinya senang memakan pakan hasil racikannya itu.
Lalu munculah ide untuk memindah kandang sapi ke tengah-tengah perkebunan sawit agar sapi lebih dekat dengan sumber pakan. Purwanto pun memagar kebun sawit dengan kawat berduri. Di kebun sawit itulah sapi-sapinya bebas berkeliaran mencari makan rumput yang tumbuh liar.
Di lokasi tersebut Purwanto juga mengolah pelepah dan daun sawit menjadi pakan fermentasi yang dapat disimpan dalam waktu yang relatif lama. Sehingga dirinya pun dapat menimbun pakan dalam jumlah banyak.
Rupanya sejak ternak sapinya dialihkan ke kebun sawit, pertumbuhan sawit pun jauh lebih baik. Hal ini karena setiap hari pohon sawit mendapat pupuk alami dari kotoran sapi. Sehingga terciptalah integrasi sawit sapi yang saling menguntungkan.
Kini dalam satu kawasan lahan yang sama, Purwanto mendapatkan dua sumber penghasilan sekaligus, yakni dari hasil panen sawit dan dari hasil peternakan sapi. Sekarang dirinya sudah terbilang sukses di bidang integrasi sawit sapi karena telah memiliki puluhan ekor sapi di perkebunan sawit miliknya. Bahkan jumlah sapinya terus bertambah dari waktu ke waktu. Karena setiap saat sapi-sapi miliknya terus beranak pinak.
Purwanto pun akhirnya menjadi rujukan bagi banyak yang ingin memulai usaha peternakan sapi. Tidak jarang anak-anak muda pun banyak yang belajar darinya.
Kepada generasi muda ia berpesan agar jangan gengsi menjadi peternak. Tetapi jadi peternak juga harus terus berinovasi agar lebih sukses.
“Generasi muda harus mau bekerja keras dan kerja cerdas untuk mewujudkan impian. Sukses tidak harus jadi pegawai kantoran. Jadi peternak pun juga bisa sukses. Yang penting pantang menyerah, ulet, terus belajar, dan selalu berinovasi”, pesan Purwanto yang juga merupakan Wakil Ketua Dewan Pimpinan Daerah Lembaga Dakwah Islam Indonesia Kabupaten Tala. (Kus)