Tanah Laut (13/7) – Ketua Dewan Pimpinan Daerah Lembaga Dakwah Islam Indonesia (DPD LDII) Kabupaten Tanah Laut (Tala) Kalimantan Selatan (Kalsel), Ir Anton Kuswoyo, SSi, MT, MPt, mengikuti acara yang diselenggarakan oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Provinsi Kalsel berupa Orientasi Pelopor Penguatan Moderasi Beragama Tahun 2023.
Kegiatan tersebut dilaksanakan di Hotel Delima Jalan A Yani KM 7 Kertak Hanyar Kabupaten Banjar selama 4 hari dari tanggal 13 s.d. 16 Juli 2023. Kegiatan yang bertujuan untuk melatih fasilitator pembinaan moderasi beragama ini diikuti sebanyak 40 orang peserta dari pengurus Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi dan Kabupaten/Kota Se-Kalsel.
Acara dihadiri langsung oleh Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama Kementerian Agama RI, Dr. H. Wawan Djunaidi, MA. yang sekaligus memberikan materi tentang Sketsa Kerukunan Beragama di Indonesia.
Wawan menyampaikan pentingnya penerapan moderasi beragama karena adanya konflik sosial bernuansa agama. Terutama menjelang Pemilukada maupun Pilpres.
Akibatnya masyarakat pun terbelah dan terkotak-kotak sehingga tidak rukun. Bahkan terjadi permusuhan berkepanjangan hingga menimbulkan tindak kekerasan dan korban.
“Sebelum meluncurkan program moderasi beragama, kami di Kemenag sudah melakukan riset terlebih dahulu. Hasilnya cukup mencengangkan. Sebanyak 99,2% responden menyatakan bahwa agama dianggap sangat penting dalam kehidupan masyarakat se Indonesia. Di satu sisi ini baik, tapi di sisi lain perhatian terhadap agama yang sangat besar ini juga punya potensi besar untuk diprovokasi oleh orang yang tidak bertanggung jawab”, papar Wawan.
“Contohnya di Afganistan yang 100% muslim, sampai hari ini masih terjadi permusuhan dan peperangan. Karena beragama tidak diimbangi dengan rasionalitas beragama”, lanjut Wawan.
“Rasional beragama itu bukan sekuler. Tetapi rasionalitas artinya bahwa beragama harus berakal sehat, sehingga dalam beragama bisa rukun dengan sesama manusia”.
Wawan juga menyampaikan bahwa penyebab utama konflik sosial bernuansa agama adalah cara pandang esktrim dalam beragama.
Berdasarkan latar belakang itu Kementerian Agama RI membuat Program Orientasi Pelopor Penguatan Moderasi Beragama serentak se Indonesia. Agar terlahir tokoh-tokoh moderasi beragama di tengah masyarakat.
Maka diharapkan peserta Orientasi Pelopor Penguatan Moderasi Beragama ini nantinya benar-benar menjadi Pelopor Moderasi di tengah-tengah masyarakat. (Kus)