Tanah Bumbu (29/01) – Pengurus Pimpinan Anak Cabang (PAC LDII) Desa Batu Meranti bersama warganya berbondong menghadiri acara peringatan Isra dan Mi’raj Nabi Besar Muhammad Shollallohu ‘Alaihi Wassalam (SAW) di Musholla Al-Amin yang beralamatkan di RT. 04, RW. 07, Desa Batu Meranti, Kecamatan Sungai Loban, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan.
Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Musholla Al-Amin menghadirkan Pimpinan Pondok Pesantren Darul Islakh Assafiiyah, Ust. Musyofa, S.Pdi, M.Ag, yang merupakan salah satu tokoh agama tersohor di desa itu sebagai penceramah dengan mengusung tema ‘Sholat sebagai kunci utama keselamatan hidup dunia dan akhirat’.
Hadir dalam acara yang dilaksanakan pada Jum’at (26/01) malam, Kepala Desa Batu Meranti, Rudi Hartono beserta aparatnya, Babinkantibmas, Babinsa setempat, ratusan warga LDII, ratusan santri Pondok Pesantren serta ratusan warga masyarakat setempat dan sekitarnya hingga jumlah total mencapai sekitar 1.200 orang.
Dalam sambutannya, kepala desa mengajak kepada seluruh jama’ah Isra Mi’raj agar tetap menjaga kerukunan dan kekompakan dalam hidup bermasyarakat agar tercipta suasana aman, tenteram, damai, sejahtera dan kondusif.
“Mari kita jaga kerukunan dan kekompakan dalam hidup bermasyarakat agar tercipta suasana yang aman, damai dan juga sejahtera,” ujar Rudi menghimbau.
Sementara itu, Ketua PAC LDII Desa Batu Meranti, Supar melalui Bendahara, Lilik Kuswari yang turut hadir dalam peringatan hari besar agama itu menyampaikan ucapan terimakasih kepada panitia atas undangannya sehingga ia dapat mengikutsertakan warganya untuk bersama-sama mencari ilmu melalui ceramah agama.
Menurutnya, acara itu dapat menambahkan keimanan dan ketaqwaan bagi warganya dalam beribadah kepada Alloh SWT. Diharapkan seluruh jama’ah yang hadir termasuk warga LDII dalam acara akbar itu dapat mengikuti dengan seksama sejak awal hingga akhir.
Dalam ceramah yang dibawakan oleh ulama sekaligus pimpinan dan pengasuh Pondok Pesantren, lanjut Lilik, dapat dipetik sebuah makna yakni ; seluruh umat Islam yang sudah aqil baligh wajib menjalankan ibadah sholat 5 (lima) waktu, karena sholat merupakan tiangnya agama, sehingga dapat disimpulkan kuatnya agama dalam diri seseorang itu tergantung dari ketertiban dan kedisiplinan sholat 5 waktunya.
Kalau seorang hamba itu bisa menjaga sholat dengan tertib dan disiplin berarti agamanya kuat. Begitu juga sebaliknya, apabila seorang hamba tidak tertib dan tidak disiplin dalam menjalankan sholat 5 waktu berarti keimanan atau agamanya tidak kuat / lemah.
“Kuatnya agama tergantung pada ketertiban dan kedisiplinan sholat wajib 5 waktu. Kalau tertib berarti kuat agama dan keimanannya. Sebaliknya, kalau tidak tertib berarti lemah agama dan keimanannya. Berarti perlu ditingkatkan lagi,” jelas Bendahara PAC LDII yang hadir mewakili ketua.
“Semoga usai kegiatan ini seluruh jama’ah yang hadir dapat memetik makna dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari,” do’a Lilik mensupport. (rzq)