Kotabaru (23/10) – Yayasan Binaan Dewan Pimpinan Daerah Lembaga Dakwah Islam Indonesia (DPD LDII) Kabupaten Kotabaru yakni Yayasan Rahmad Abdul Amin yang memiliki fasilitas pendidikan Pondok Pesantren Reguler (At-Taqwa) dan Boarding School (SMA Budi Utomo) melaksanakan upacara peringatan Hari Santri Nasional Ke – 9 di halaman pondok/sekolah, Jl. Arjuna, RT 04, Desa Sebelimbingan, Kecamatan Pulaulaut Utara, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan.
Upacara dipimpin langsung oleh Ketua Yayasan, H. Sugino Darto, SE, dihadiri pembina dan jajaran pengurus DPD LDII, pengurus yayasan, pengurus pondok, kepala sekolah beserta guru-guru, siswa dan siswi sekolah yang merupakan santri pondok At-Taqwa serta santri dan pemuda-pemudi LDII di sekitar Pulaulaut Utara, dengan total peserta upacara mencapai sekitar 100 orang.
Dalam sambutannya , H. Sugino, mengungkapkan rasa syukur kepada Alloh SWT Tuhan YME sehingga pada hari itu dapat memperingati Hari Santri Nasional ke-9 pada Minggu (22/10) dengan peserta yang lebih banyak daripada tahun-tahun sebelumnya.
Pasalnya, yayasan yang sebelumnya hanya membina generasi penerus melalui pondok pesantren reguler saja, kini yayasan itu telah membina generasi penerusnya melalui pendidikan formal yakni SMA Budi Utomo yang pada tahun 2023/2024 ini merupakan angkatan pertamanya.
Peringatan Hari Santri tahun ini mengusung tema ‘Jihad Santri Jayakan Negeri’ yang menyiratkan dua makna sekaligus sebagai pesan bagi semua santri, yakni makna historis dan makna kontekstual.
“Makna historis mengingatkan kepada kita semua tentang peran besar para santri pada masa lampau dalam memperjuangkan dan mempertahankan Kemerdekaan Indonesia melalui resolusi jihad, berperang melawan kedzaliman penjajah yang puncaknya terjadi pada tanggal 10 Nopember 1945 yang kemudian kita kenal sebagai hari pahlawan’, papar orang yang merupakan wakil Ketua DPD LDII Kabupaten Kotabaru itu.
Sedangkan makna kontekstual, lanjutnya, menegaskan kembali tentang peran santri usai masa belajar untuk tetap selalu melaksanakan amar makruf nahi munkar, dakwah yang sejuk, memiliki toleransi yang tinggi, bisa saling menghormati dan menghargai terhadap perbedaan, keberadaan dan keyakinan kelompok masyarakat lain, dengan tetap mengedepankan nilai-nilai kesantunan dan kebajikan untuk bersama-sama memajukan bangsa dan negara, melawan kebodohan dan ketertinggalan.
Makna jihad yang termaktub dalam tema tersebut bukanlah berperang, melainkan lebih diartikan sebagai jihad intelektual, yaitu berjuang agar santri bersama komponen masyarakat lain, dengan berbekal ilmu pengetahuan yang dimiliki bisa memberikan kontribusi yang maksimal dalam mencerdaskan dan mensejahterakan masyarakat.
Terkait dengan pondok pesantren dan sekolah yang dikelolanya, H. Sugino, menjelaskan, sejak awal berdirinya pondok pesantren hingga kini, akan selalu menyempurnakan sesuai dengan fungsi pesantren terutama di bidang pendidikan dan dakwah. Pengasuh, dewan guru, pengurus pondok dan sekolah akan tetap berkomitmen untuk mempersiapkan para santri agar menjadi juru dakwah, muballigh dan muballighot yang profesional dan religius, yakni memiliki pengetahuan dan kefahaman agama yang kuat, berakhlaqul karimah, berkarakter luhur, mandiri serta berwawasan kebangsaan yang luas.
Untuk mencapai tujuan itu, menurutnya diperlukan ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai, kurikulum baku dan kurikulum tambahan yang senantiasa menyesuaikan perkembangan zaman.
Hal lain yang tidak kalah penting adalah peningkatan kompetensi guru dan pengurus serta terus memotivasi semangat belajar santri yang dibarengi dengan kedisiplinan, kejujuran dan penerapan karakter luhur lainnya.
Tugas sebagai juru dakwah, muballigh dan muballighot dalam membina umat, sesuai jenjang umurnya, yaitu sejak usia dini, pra remaja, remaja, berkeluarga sampai lansia betul-betul sangat mulia. Mereka bagaikan lentera yang menerangi jalan, mengajak umat dari alam kegelapan ke alam yang terang benderang penuh nur ilaahi rabbi.
Di akhirnya sambutannya, Sugino berharap agar dalam penyampaian ilmunya betul-betul jelas, bisa dimengerti dan difahami, lebih proaktif, terampil, berbudi pekerti yang luhur, senantiasa berkoordinasi dengan para pihak yang terkait untuk keberlangsungan dan kelancaran proses belajar mengajar. (rzq)