Batola (13/11) – Marjani bertekad mandiri tidak ingin merepotkan orang tua dan orang lain dengan disabilitas daksa yang disandangnya.
“Meskipun saya kekurangan secara fisik tapi saya tidak ingin menjadi beban orang lain” ujar Marjani mengawali kisahnya kepada ldiikalsel.or.id pada sabtu (13/11).
Karena tekadnya itu Ia mampu menorehkan prestasi pada ajang Peparnas XVI di Papua, dari prestasinya itu pula Kalimantan Selatan mendapatkan tambahan medali, satu emas, satu perak dan satu perunggu cabang renang.
Marjani berhasil mempersembahkan emas cabang renang 50 meter gaya punggung, medali perak dari 50 meter gaya bebas dan medai perunggu dari 100 meter gaya bebas.
Pria berusia 41 tahun itu mengawali karirnya sebagai perenang pada tahun 2013 silam, saat itu Ia diajak temannya berlatih di Banjarbaru megnasah keterampilan dan kemampuannya berenang.
“Sebelumnya saya hanya perenang sungai saja di kampung” ujarnya sambil tertawa renyah.
Marjani asal kecamatan Wanaraya Kabupaten Batola itu hanya memiliki satu tekad dan mimpi untuk berprestasi pada olah raga renang yang digemarinya sejak kecil.
“Alhamdulillah setelah berlatih di Banjarbaru dan pertama mengikuti ajang di propinsi dapat meraih emas” ujarnya lagi.
Perolehan medali emas ketika itu semakin melecutkan semangatnya menekuni olah raga renang hingga kini. Marjani yang kesehariannya sebagai petani sawit itu pun mengaku selalu siap membela Kalimantan Selatan bila dibutuhkan.
Ia berharap kedepannya bisa memberikan prestasi yang lebih baik lagi.
Kepada penyandang disabilitas seperti dirinya, pria yang memiliki tiga saudara itu berpesan jangan minder dan takut.
“Buktikan kalau kita bisa, jangan takut dipandang sebelah mata” pesannya.
Marjani selain terus berlatih renang, Ia selalu mengutamakan beribadah dan mendalami ilmu agama di pengajian yang dikelola DPD LDII Batola. (ril)