Hulu Sungai Utara (23/3) – Malam Lailatul Qadar, malam yang lebih baik dari seribu bulan, menjadi magnet bagi umat Islam di seluruh dunia. Di Hulu Sungai Utara, semangat meraih keberkahan malam penuh ampunan ini tampak begitu kental di Masjid Roudhotul Hidayah. Warga LDII setempat, tua dan muda, berbondong-bondong memadati masjid sejak 10 malam terakhir Ramadan, berharap dapat merasakan limpahan rahmat dan ampunan dari Allah SWT.
Suasana masjid pun berubah menjadi pusat ibadah yang semarak. Rupa-rupa persiapan dilakukan, mulai dari menyiapkan kopi, teh, makanan, hingga camilan, demi menjaga mata tetap terjaga saat beribadah. Bahkan, anak-anak pun tak mau ketinggalan, turut serta dalam kebersamaan mencari Lailatul Qadar.
“Warga LDII meramaikan masjid dengan harapan mendapat keberkahan malam Qadar atau Lailatul Qadar,” ungkap Wanhat DPD LDII HSU, H. Sumardi.
“Malam Qadar terdapat pada salah satu malam di antara 10 malam terakhir Ramadan. Untuk mendapatkannya, dengan cara memperbanyak kegiatan ibadah di masjid.” Ujarnya lagi.
H. Sumardi mengutip Surat Al Qadr, yang menegaskan keutamaan malam tersebut. “Malam yang penuh ampunan, malam yang penuh barokah, dan menjadi malam yang selalu dinantikan oleh umat Islam sedunia,” imbuhnya.
“Yaitu malam pangkat dimana malam itu lebih baik dari pada 1000 bulan, maksudnya amalan kita saat malam itu turun dikaliakan dengan 1000 bulan, ini adalah kesempatan yang sayang jika kita lewatkan begitu saja, kita diperintahkan untuk mencarinya dalam 10 malam yang akhir,” pungkas H. Sumardi.

Berbagai upaya dilakukan warga LDII untuk memaksimalkan ibadah di malam istimewa ini, antara lain:
- Membaca Al-Qur’an: Menghayati kalam Ilahi untuk meraih keutamaan dan berkah.
- Berdoa dan Beristighfar: Memohon ampunan dan kebahagiaan dari Allah SWT.
- Mengikuti Salat Tarawih: Menjalankan salat sunnah sebagai bentuk penghambaan.
- I’tikaf: Menghabiskan waktu di masjid untuk memperbanyak ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah.
- Memperbanyak doa Lailatul Qadar: Membaca doa yang diajarkan Rasulullah SAW, “Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni” (Ya Allah, Engkau Maha Pengampun dan menyukai ampunan, maka ampunilah aku).
“10 akhir Ramadan adalah merupakan di antara malam-malam yang penuh dengan kelebihan yang tertentu. Malam-malam ini adalah merupakan malam yang ditunggu-tunggu oleh seluruh orang mukmin. Bulan Ramadan, Al Quran dan malam Lailatul qadar mempunyai hubungan yang erat antara satu sama lain sebagaimana yang diterangkan di dalam Al Quran,” beber H. Sumardi.
Dengan memaksimalkan ibadah di Malam Lailatul Qadar, warga LDII berharap dapat meraih keutamaan dan berkah yang berlimpah. Malam seribu bulan ini juga menjadi simbol kesabaran dan ketekunan, dua sifat mulia yang diajarkan Islam untuk mencapai kesuksesan dan kebahagiaan. (Ngt)